Hati merupakan organ terbesar dan merupakan kelenjar
terbesar yang terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di atas
lambung dan di bawah diafragma. Hati berfungsi sebagai alat ekskresi karena
membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun
(detoksifikasi) dan menghasilkan amonia, urea, serta asam urat yang
diekskresikan ke dalam urin (Ramadori, et al., 2008).
Hati manusia memiliki berat sekitar 1,5 – 2,0 kg, terdiri
atas dua lobus besar yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Lobus kanan dan lobus
kiri dibatasi oleh jaringan ikat ligamen falsiformis. Hati dibungkus oleh
jaringan ikat padat kapsula hepatica. Setiap lobus terdiri atas sejumlah
lobules (unit hepar) yang berbentuk poligonal dipisahkan oleh percabangan dari
kapsula hepatica, yang disebut kapsula glison. Sekitar 80% dari volume hati
tersusun dari sel-sel parenkimal (hepatosit), sedangkan sisanya merupakan
sel-sel non parenkim (sekitar 6,5%), sel intrahepatik (sel oval), hepatosit
duktular, dan sel-sel imun (sel kekebalan tubuh) (Irnaningtyas, 2013 dan
Suwarno, 2009).
Fungsi hati
Sebagai kelenjar, hati berfungsi untuk menghasilkan:
1) Empedu
Empedu berupa cairan berwarna hijau, terasa pahit, berjumlah
sekitar 0,5 liter setiap hari. Empedu berasal dari perombakan hemoglobin
sel-sel darah merah yang sudah tua yang disimpan di dalam kantong empedu atau
disekresikan ke duodenum. Sekresi empedu berfungsi untuk membantu pencernaan
lemak dengan cara mengemulsikan lemak, mengaktifkan lipase, membantu absorbsi
lemak di usus dan mengubah zat yang tidak dapat larut di dalam air menjadi
larut. Empedu mengandung kolesterol, garam empedu, lesitin, serta pigmen
bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau kebiruan. Di dalam usus pigmen
tersebut akan mengalami oksidasi menjadi urobilin yang menyebabkan warna feses
dan urin menjadi kekuningan. Saluran empedu ke usus halus yang tersumbat oleh
batu empedu menyebabkan warna feses menjadi putih keabuan. Saluran di hati yang
tersumbat menyebabkan zat empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit
menjadi kekuningan.
2) Tromboprotein
Tromboprotein merupakan hormon glikoprotein yang
mengendalikan produksi keping darah oleh sumsum tulang belakang.
3) Albumin
Albumin merupakan komponen plasma darah.
4) Angiotensinogen
Angiotensinogen adalah hormon yang diaktifkan oleh renin
ginjal dan berperan dalam peningkatan tekanan darah.
5) Enzim arginase
Enzim arginase berperan mengubah arginin menjadi ornitin dan
urea. Pembentukan urea terjadi malalui beberapa tahapan yang saling berhubungan
dan membentuk siklus. Tahapan pembentukan urea dapat dilihat dari reaksi
dibawah ini:
6) Enzim glutamate-oksaloasetat tranferase,
glutamate-piruvat transferase, dan laktat dehidrogenase.
Fungsi hati lainnya yaitu:
• Menyimpan glikogen, lemak, zat besi, zat tembaga, serta
vitamin A, D, dan B12.
• Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan bersama-sama dengan
ginjal.
• Fagosit bakteri yang dilakukan oleh makrofag sel Kupffer.
• Degradasi hormon insulin dan beberapa hormon lainnya.
• Degradasi amonia menjadi urea yang melibatkan enzim
arginase.
EmoticonEmoticon