Paru-paru sebagai Organ Ekskresi Manusia

Struktur Paru-paru Manusia

Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut, terdiri atas jaringan elastis yang berpori-pori seperti spons dan berisi udara. Paru-paru terletak di dalam rongga dada sebalah kanan dan kiri yang dipisahkan oleh jantung, di atas diafragma serta dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru sebelah kanan terdiri atas tiga lobus dan paru-paru sebelah kiri terdiri atas dua lobus.

Paru-paru tersusun dari 300 juta alveolus, alveolus berbentuk kantong kecil yang terbuka pada salah satu sisinya. Setiap alveolus mengandung satu lapisan sel epitel skuamosa (pipih) dan dikelilingi oleh pembuluh kapiler tempat pertukaran oksigen dengan karbon dioksida. Paru-paru terbungkus oleh lapisan-lapisan pleura, yaitu:
a. Pleura parietal
Pleura parietal melapisi sangkar rusuk, diafragma, dan mediastinum (rongga di antara paru-paru kanan dan kiri).
b. Pleura visera
Pleura visera melapisi paru-paru dan bersambungan dengan pleura parietal di bagian bawah paru-paru.
c. Rongga pleura
Rongga pleura adalah ruangan berisi cairan pelumas di antara pleura parietal dan pleura viseral.
d. Resesus pleura
Resesus pleura adalah rongga pleura yang tidak terisi jaringan paru-paru. Saat bernapas, paru-paru bergerak keluar, kemudian masuk ke area resesus pleura (Irnaningtyas, 2013).

Paru-paru selain sebagai organ pernapasan juga merupakan organ ekskresi karena mengeluarkan sisa metabolisme berupa CO2 dan H2O yang berbentuk uap air. CO2 dan H2O dihasilkan pada proses katabolisme respirasi intraseluler yang terjadi secara aerob (memerlukan O2) di dalam mitokondria, untuk menghasilkan energi berupa ATP (adenosine trifosfat). Pada respirasi intraseluler digunakan senyawa kompleks berupa karbohidrat, protein, atau lemak. Zat sisa CO2 dan H2O dari sel-sel jaringan diangkut oleh darah menuju jantung, ke paru-paru, selanjutnya melalui saluran pernapasan dibuang keluar tubuh. Karbon dioksida dikeluarkan melalui tiga cara, yaitu melalui difusi, melalui plasma darah dan dalam bentuk ion HCO3-.

Pengeluaran karbon dioksida melalui difusi terjadi di dalam kapiler alveolus dan sel-sel jaringan tubuh. Pengeluaran karbon dioksida di dalam alveolus memanfaatkan tekanan udara yang terdapat di dalam alveolus. Molekul gas karbon dioksida bergerak melalui membran respirasi dari tekanan parsial tinggi ke area yang mempunyai tekanan parsial rendah. Pengeluaran karbon dioksida melalui plasma darah terjadi karena hemoglobin darah mampu berikatan dengan karbon dioksida dan membentuk karbamino hemoglobin (HbCO2). Pengeluaran karbon dioksida dalam bentuk ion HCO3- dilakukan dengan bantuan enzim karbonat anhidrase dengan reaksi kimia:

CO2 + H2O → H2CO3 → HCO3- + H+


Ion H+ bersifat racun, sehingga segera diikat oleh haemoglobin. HCO3- diangkut oleh plasma darah dan diikat oleh hemoglobin sebagai senyawa karbomin hemoglobin, kemudian HCO3- digantikan oleh ion Cl- dari plasma darah (Fraser, 2005; Tim Masmedia Buana Pustaka, 2014; dan Porra, 2006).

Not need to know.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »