Struktur Kulit Manusia |
Kulit merupakan organ terbesar yang menutupi area tubuh
seluas sekitar 1,67 m2 dan berat sekitar 4,5 kg pada pria dewasa atau sekitar
16% dari berat badan. Lapisan luar kulit cenderung kedap air, sehingga dapat
mencegah penguapan air secara berlebihan (Denda, 2000).
a. Fungsi kulit
Kulit memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1) Ekskresi
Kulit termasuk organ ekskresi karena mengeluarkan lemak dan
keringat yang mengandung air, garam, urea, serta ion-ion seperti Na+.
2) Perlindungan
Kulit melindungi tubuh dari mikroorganisme, radiasi sinar
matahari, iritasi kimia, dan gangguan mekanik.
3) Pengaturan suhu tubuh
Kelenjar keringat dan pembuluh darah yang berasa di lapisan
kulit berfungsi mengatur dan mempertahankan suhu tubuh.
4) Metabolisme
Kulit menyintesis vitamin D dengan bantuan sinar matahari
dan menyimpan lemak sebagi sumber energi cadangan.
b. Struktur kulit
Kulit terdiri atas beberapa lapisan, yaitu epidermis,
dermis, dan hipodermis.
1) Epidemis
Epidermis adalah bagian terluar kulit yang tersusun dari
sel-sel epitel pipih (skuamosa) berlapis banyak dengan susunan yang sangat
rapat dan mengalami keratinasi. Keratin adalah protein keras dan anti air yang
berfungsi melindungi permukaan kulit. Jaringan ini tidak memiliki pembuluh
darah. Epidermis yang sangat tebal terdapat pada telapak kaki dan telapak
tangan. Epidermis terdiri atas lima lapisan, yaitu:
• Stratum korneum
Stratum korneum adalah lapisan epidermis paling atas yang
terdiri atas 25 – 30 lapisan skuamosa dari sel-sel yang tidak hidup. Lapisan
ini diganti oleh sel-sel dari dasar ke atas setiap 15 – 30 hari.
• Stratum lusidum
Stratum lusidum adalah lapisan jernih dah transparan yang
terdiri atas 4 – 7 lapisan sel-sel pipih tidak berinti yang mati atau hampir
mati.
• Stratum granulosum
Stratum granulosum terdiri atas 3 – 5 lapisan sel-sel
bergranula keratohiakin yang merupakan precursor dalam pembentukan keratin.
• Stratum spinosum
Stratum spinosum adalah lapisan sel-sel spina (sel tanduk)
yang memiliki tonjolan penghubung intraseluler (desmosom).
• Stratum basalis
Stratum basalis merupakan lapisan sel-sel yang melekat pada
jaringan ikat dari lapisan kulit di bawahnya. Pembelahan sel berlangsung sangat
cepat dan sel-sel baru didorong masik ke lapisan berikutnya. Di bawah dan di
antara sel stratum basalis terdapat melanosit yang menghasilkan pigmen melanin.
Melanin berfungsi dalam pewarnaan kulit dan melindungi kulit dari bahaya
radiasi sinar ultraviolet matahari. Produksi melanin akan meningkat jika kulit
terkena cahaya matahari (Denda, 2000).
2) Dermis
Dermis dipisahkan oleh membran dasar yang tersusun dari dua
lapisan jaringan ikat, yaitu:
• Lapisan papilar
Lapisan papilar tersusun atas jaringan ikat renggang dengan
fibroblas, sel mast, dan makrofag. Papila kulit menyerupai jari menonjol ke
dalam lapisan epidermis mengandung banyak pembuluh darah, dan reseptor sensor
taktil (sentuhan).
• Lapisan retikuler
Lapisan retikuler tersusun dari jaringan ikat ireguler yang
rapat, kolagen, dan serat elastis, sejalan dengan bertambahnya usia,
deteriorasi (penurunan mutu) simpul kolagen dan serat elastis menyebabkan
pengeriputan kulit (Irnaningtyas, 2013).
3) Hipodermis
Hipodermis adalah lapisan yang mengikat kulit secara longgar
dengan organ-organ yang terapat di bawahnya. Lapisan hipodermis mengandung banyak
sel lemak, pembuluh darah, dan ujung saraf (Ghadially, et al., 1992 dan
Irnaningtyas, 2013).
c. Kelenjar pada kulit
1) Kelenjar keringat
Kelenjar keringat terdapat di lapisan dermis. Kelenjar
keringat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu ekrin dan apokrin. Ekrin
adalah kelenjar keringat tubuler sederhana dan berpilin, tidak berhubungan
dengan folikel, seta tersebar meluas ke seluruh tubuh, terutama pada dahi,
telapak tangan, dan telapak kaki. Sekresi keringat dari kelenjar
ekrin mengandung air yang membantu pendinginan melalui penguapan untuk
mempertahankan suhu tubuh (Mauro dan Goldsmith, 2008).
Apokrin adalah kelenjar keringat yang besar dan bercabang
dengan penyebaran terbatas pada bagian tubuh tertentu, misalnya aksila (ketiak)
areola payudara, dan area genital. Sekresi dari kelenjar apokrin awalnya tidak
berbau, yang kemudian akan berbau karena bakteri (Mauro dan Goldsmith, 2008).
2) Kelenjar sebaseus
Kelenjar sebaseus mengeluarkan sebum yang biasanya dialirkan
ke folikel rambut. Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak, dan
pecahanpecahan sel. Sebum berfungsi sebagai pelembut kulit, bakteridisa, dan
sebagai pertahanan terhadap evaporasi.
d. Kulit sebagai Pengatur Panas (Termoregulasi)
Panas tubuh di sebabkan dari aktifitas metabolisme dan pergerakan
otot. Panas dapat dikeluarkan atau dibuang melalui paru-paru dan kulit atau
feses dan urin. Panas yang dikeluarkan oleh kulit dapat melalui beberapa cara,
yaitu:
1) Pemancaran
Pemancaran panas kulit adalah pengeluaran panas dari kulit
ke udara di sekitarnya.
2) Pengaliran (konveksi)
Konveksi panas kulit adalah mengalirnya udara yang telah
panas karena menyentuh permukaan tubuh, kemudian digantikan oleh udara yang
lebih dingin.
3) Konduksi
Konduksi panas kulit adalah perpindahan panas dari kulit ke
benda yang disentuh kulit, misalnya pakaian.
4) Penguapan (evaporasi)
Penguapan panas kulit adalah pengeluaran panas bersama
dengan keringat yang kemudian keringat menguap. Keringat yang dikeluarkan
mencapai 2.000 ml per hari, bergantumg pada kebutuhan tubuh dalam pengaturan
suhu. Jika suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan
pembuluh kapiler melebar sehingga memudahkan proses pembuangan air dan sisa
metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan
kulit melalui penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu dipermukaan kulit menjadi
turun. Sebaliknya, jika suhu lingkungan rendah, kulit menyempit, maka darah
membuang air dan sisa metabolisme, akibatnya penguapan menjadi berkurang dan
suhu tubuh tetap panas (Irnaningtyas, 2013).
e. Kontrol pengeluaran keringat
Proses pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus di otak.
Hipotalamus menghasilkan enzim bradikinin yang berfungsi sebagai vasodilator
yang mempengaruhi pelebaran pembuluh darah dan kelenjar keringat. Jika darah
yang melalui hipotalamus melebihi batas normal (panas), maka rangsangan suhu
panas tersebut diteruskan oleh saraf simpatis ke kulit. Pembuluh darah
berdilatasi (melebar), aliran darah ke permukaan kulit meningkat, sehingga
terjadi kondiksi panas di bagian permukaan dan membuang panas. Kelenjar
keringat juga menjadi aktif untuk menyerap air, garam mineral, serta sedikit
urea dari kapiler darah yang kemudian mengirimkannya ke permukaan kulit dalam
bentuk keringat, sehingga evaporasi (penguapan) meningkat, dan suhu badan
menurun. Sebaliknya jika darah yang melalui hipotalamus lebih rendah dari batas
normal (dingin), pembuluh darah berkontraksi (menyempit), yang akan mengurangi
aliran darah ke permukaan kulit untuk mempertahankan suhu tubuh dan kelenjar
keringat menjadi tidak aktif dalam pembentukan keringat.
Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
suhu lingkungan, aktifatas tubuh, emosi, dan kondisi psikis. Seseorang yang
bekerja keras terkena pancaran sinar matahari yang sangat terik akan
mengeluarkan keringat yang banyak. Marah menyebabkan pembuluh darah melebar
sehingga meningkatkan pengeluaran keringat. Rasa takut menyempitkan pembuluh
darah, sehingga wajah tampak pucat, dan
pengeluaran keringat menjadi sedikit (Irnaningtyas, 2013).
EmoticonEmoticon