Mencicipi Hachee, Makanan Tradisional Belanda

Sore itu pulang kerja terasa lelah dan ingin segera merebahkan badan ke kasur. Belum mengganti pakaian, ku sempatkan mengunjungi rumah tanteku yang terletak di samping rumah. Terlihat di dapur, Tanteku dan Suaminya sedang menyiapkan bahan makanan dan memasaknya. Dengan penasaran ku Tanya tanteku,

“Bulek, Masak apa?”

Belum sempat menjawab, suami tanteku yang memang seorang Koki dari Belanda itu menjawab pertanyaanku dengan bahasa Inggris,

“Stevie, I will cooking for you. I will make Hachee for our dinner”.

“Hachee, what is Hachee?” sahutku dalam bahasa Inggris juga,

“Hachee is a traditional food from my country” jawabnya,

“Oke, thanks, I can’t wait ‘till dinner” balasku.

Sambil penasaran, ku perhatikan mereka memasak. Potongan daging berbentuk dadu direbus kemudian ditambahkan Bawang Bombay, entah ditambahkan bumbu apa hingga aromanya menggugah selera. Terlihat juga potongan Kentang yang direbus. Di meja tak jauh dari kompor, Tanteku dan Suaminya memotong-motong Kubis Ungu dan Apel. Sebuah botol kecil Vinegar juga ada di meja itu.

Makanan seperti apa Hachee itu? Bagaimana rasa makanan yang terbuat dari daging, Kentang, Kubis Ungu, Apel, dengan campuran Vinegar? Tanyaku dalam hati. Untuk mengobati rasa penasaran, ku coba Googling saja. Setelah membuka beberapa website, aku hanya menemukan penjelasan tentang Hachee tanpa menemukan deskripsi rasanya.

Hachee adalah makanan tradisional Belanda yang biasanya terdiri dari daging Sapi, ikan, atau burung yang dipotong dadu dan ditambah dengan bawang bombay dan asam (cuka atau anggur), Cengkih dan Bayleaf ditambahkan ke kuah daging yang kental, serta disajikan dengan kubis merah, apel, saus apel, kentang, atau nasi. Cairan asam seperti anggur atau cuka sengaja ditambahkan untuk membuat daging menjadi lebih empuk.

Malam pun tiba, semua keluarga berkumpul untuk makan malam dengan Hachee sebagai hidangan utamanya. Hachee disajikan dengan Kentang rebus dan sayuran berupa campuran Kubis Ungu dan Apel. Saatnya icip-icip..

Mencicipi Hachee, Makanan Tradisional Belanda
Mencicipi Hachee, Makanan Tradisional Belanda

Pertama kali mengecap, rasa Hachee ini sangat lezat. Untuk masakan dari Negeri Kincir Angin, rasanya begitu familiar di lidah orang Indonesia. Rasa lezatnya Hachee semakin nikmat dengan tambahan Kentang yang teksturnya sangat lembut. Tetapi ketika ditambah dengan sayuran yang berasal dari campuran Kubis Ungu, Apel, dan Vinegar, rasanya terlalu asam dan aneh bagi lidah orang Jawa yang menyukai rasa manis. Tapi, jika penambahan sayuran tidak terlalu banyak, maka rasa yang dihasilkan menjadi begitu unik. Daging dengan kuah kental yang familiar, dipadukan dengan tekstur Kentang yang lembut, ditambah sayuran dengan tekstur Kubis Ungu dan Apel menjadikan hidangan khas Belanda ini bisa dibilang unik untuk lidah orang Indonesia.

Setelah makan malam, ada perasaan mengganjal dari pengalaman merasakan Hachee makanan tradisional Belanda ini. Mengapa makanan tradisional Belandan ini terasa familiar di lidah orang Indonesia? Rasa-rasanya hampir mirip dengan rasa masakan Semur. Aku curiga, apakah ada hubungannya dengan Penjajahan Belanda di Indonesia? Kembali ku cari informasi lagi di Internet tentang hal itu.

Ternyata kecurigaanku benar. Menurut beberapa pakar kuliner dan ahli kajian budaya, ada hubungan antara Hachee dan Semur. Semur yang selama ini kita kenal, ternyata bukan masakan asli Indonesia. Semur merupakan persepsi orang Indonesia dari hidangan tradisional Belanda, yaitu Hachee.

Terjawab sudah pertanyaanku hari ini, akhirnya bisa tidur nyenyak dengan perut terisi Hachee, makanan tradisional dari Belanda.

Not need to know.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »