Saya Tidak Boleh Cemburu


6 April 2011
Setelah saya lama berkutat dan berkecimpung dengan dunia kampus dan tugas yang menggegerkan *baca di postingan sebelumnya* saya harus ikut sebuah rapat suatu komunitas yang saya ikuti di BaseCamp kami *sok keren*. Di situ kita membahas agenda acara yang akan diadakan satu bulan yang akan datang, jadi kami harus merencanakan dengan matang.

Rapatpun terkadang diselingi gelak tawa karena tingkah teman-teman.
Nah, ditengah-tengah tawa, ada seorang teman saya, laki-laki, sebut saja Putra, dia mendapat telepon dari seseorang. Teman-teman yang lain ga percaya kalo dia dapet telepon, dikira Cuma action dia ajah, biar dikira sok penting. Tapi, saya yang kebetulan duduk di sebelahnya mendengar ada suara cewek dari speaker HP Putra, mungkin speakernya bocor kali ya? Hingga saya dapat mendengarnya. Merasa risih karena diganggu temen-temen yang lain, akhirnya Putra pindah tempat agak menjauh dari kita.


Kami melanjutkan rapat kami. Tak lama kemudian Putra minta ijin untuk keluar sebentar, ada keperluan gitu. Keluarlah Putra dari BaseCamp, pacar Putra yang juga ikut rapat saat itu, sebut saja Bunga, melihat Putra dengan pandangan penuh curiga.

Saya yang memang memiliki sifat dasar usil, mencoba mengusili Bunga.

Bunga, tadi putra di telpun ma cewek lho, ga tau telpun apa, tapi mereka ada janjian gitu… hihihi” kata saya sambil iseng

ah, pura-pura ga denger ah…” sahut dia dengan jutek dan tidak melihat saya

Wah, saya dijutekin, ya sudah… kembali fokus ke rapat. Setelah beberapa lama rapatpun sudah  hampir selesai, Putra pun datang dengan vespa klasiknya dan masuk BaseCamp. Rapat kembali berjalan. Kira-kira pukul 18.51 WIB rapatpun selesai. Sebagian besar langsung pada pulang, yang tertinggal di situ hanya saya, Putra, Bunga dan dua temen cewek kami sebut saja Dara dan Sekar. Saya, Dara dan Sekar sedang asyik bercengkerama dan tak sengaja saya melihat Bunga dan Putra terlibat dengan perdebatan kecil.

Bunga berkata kepada Putra, “Tadi kamu ngapain???

enggak kok, ada urusan sedikit…” jawab Putra sambil cengar cengir

urusan apaan sih??? Crita ke aku donk…” rayu Bunga dengan nada seddikit memaksa

Putra hanya bisa cengar-cengir saja. Saya tahu, Putra memang sengaja menggoda Bunga dengan merahasiakan urusannya itu. Lalu, saya menyusup ke dalam perdebatan mereka.

Put, ternyata Bunga tuh cemburuan banget yah???” sambil ngeledek

Putra hanya cengar-cengir menanggapi pertanyaan saya dan nampaknya pertanyaan saya tidak digubris oleh mereka yang sedang “bermesraan” hehehe. Merasa tidak digubris saya nyeletuk aja ke Dara dan Sekar yang sebetulnya saya tujukan ke Bunga.

owh, gitu ya??? Kalo cowok maen ato ngobrol ma temen ceweknya, itu ga boleh. Tapi, kalo cewek maen dan ngobrol dengan temen cowoknya itu ga-pa-pa ya???” celetuk saya

Dara, Sekar dan Bunga menjawab bersama-sama, mungkin sebelumnya mereka udah latian dulu kali ya… “ya, iya lah……
Kemudian dara menambahkan, “iya mas, cewek tu perlu disayang, perlu diperhatikan…

Belum selese ngomong, saya memotong kata-kata Dara dan saya bilang, “EGOIS!!!

Hm… dasar egois tuh mereka, masa cowok ga boleh ngobrol ma temen ceweknya? Jangan gila deh…

yang namanya hubungan antara dua orang tuh harus seimbang, ga boleh gitu… kasihan pasanganmu…” terang saya kepada Dara


Oke sih, rasa cemburu tak bisa dipungkiri sering menghantui hidup kita. Jangan-jangan pacar saya selingkuh. Jangan-jangan gebetan saya suka ma orang lain. Rasa takut kehilangan orang yang kita cintai dan kita sayangi memang malah membuat kita stress sendiri. Dengan alasan bahwa saya mencintainya, saya boleh cemburu dan membatasi pergaulannya, tapi itu malah membuat cowok jadi stress dan jengkel.
Ingat: Cemburu yang berlebihan awal dari perselingkuhan.

 
 Hm… saya memiliki prinsip tentang rasa cemburu ini. Menurut saya, saya tidak berhak untuk merasa cemburu kepada orang lain, dalam kasus ini saya mengambil kisah nyata kehidupan cinta saya. Dalam PDKT *karena saya belum punya cewek* saya tidak berhak untuk merasa cemburu karena saya tahu persis posisi saya; saya bukan siapa-siapa bagi dia dan saya anggap dia hanya menganggap saya sebagai teman saja. Dia memiliki kehidupan sendiri beserta teman-teman cowoknya, saya tidak mau menjadi penghalang bagi dia dan sahabat-sahabatnya. Rasa cemburu kadang memang muncul tapi saya berusaha tidak menampakkannya. Begitulah saya menanggapi masalah kecemburuan ini. Hehehe

Pacaran adalah waktu dimana kita bisa mengenal pasangan kita, jika kita membatasi hubungannya dengan orang lain, bagaimana bisa kita mengenalnya lebih jauh???

Not need to know.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »