My First Job - GOD is Good

21 Februari 2011
Saya mendoakan untuk pekerjaan saya di masa yang akan datang, tapi Tuhan menjawab doaku begitu cepat. Bersyukur untuk segala sesuatu yang saya alami; dan bersyukur, Tuhan boleh mengijinkan saya untuk mencicipi setetes asam dunia pekerjaan.

My First Job - GOD is Good
My First Job - GOD is Good


Mbak Rosa dan Bimbel St*** 1
Senin siang, saya mampir kos teman saya, anggita [cowok] untuk nge-print data penelitian skripsi saya, seraya beristirahat sejenak kamipun bercengkerama agak nyleneh. Tiba-tiba si biru kecil [HP saya] berteriak tanda telepun masuk, dari nomor rumah yang tidak saya kenali. Saya angkat “iya… halo” dari ujung telapun menjawab dengan suara lembut “halo, saya Rosa, dari Bimbel St*** 1, apakah ini benar nomor saudara steve?” saya terheran-heran, ada apakah ini, dan bagaimana bisa Bimbel tersebut tahu nomor saya, penasaran yang semakin besar, memaksa saya untuk kembali menjawab “iya benar, saya sendiri… ada perlu apa ya? Trus, darimana dapat nomor saya?” masih dengan nada yang sangat lembut mbak Rosa menjawab dan sedikit menerangkan “iya, saya dapat nomor saudara dari teman sekelas anda, Ika Lailatus… jadi begini, bimbel kami ingin mengajak steve untuk menjadi pengajar kami, setidaknya ngobrol-ngobrol dulu dengan manager kami. Kalau bisa, steve ke kantor kami” kemudian memberikan alamat kantornya. Saya belum bisa memberikan keputusan saat itu juga, lantas saya menjawab “oh, iya… saya pikirkan dulu ya mbak… makasih sebelumnya

Semalaman saya berpikir dan mendoakan pekerjaan ini, walaupun belum tentu diterima saya ingin mendoakannya terlebih dahulu. Saya juga menceritakannya kepada orang tua saya, mereka menyarankan agar saya datang dulu dan memberikan motivasi :


Raihlah setiap kesempatan yang ada karena kesuksesan muncul dari kesempatan sekecil apapun

Keesokan paginya, saya menuju kantor bimbel tersebut. Langsung bertemu sang manager, wawancara sebentar, diberikan beberapa pertanyaan singkat. Namun ada satu pertanyaan yang membuat saya agak bingung untuk menjawab, “kamu ga ada masalah dengan anak yang nakal, ato anak yang waktu diajar lari-larian kan?” agak lama saya berpikir, saya menjawab dengan agak ragu “tidak ada masalah”.  kemudian  langsung diberikan kelas untuk saya ajar, ”besok jumat jam 1, kamu langsung ngajar ya… bab yang kamu ajarkan adalah ekosistem [biologi]” saya tercengang setengah tidak percaya, masa segampang itu saya mendapat pekerjaan?

25 Februari 2011
Pertama ngajar, agak grogi sih… tapi jalani aja dulu. Sekitar jam satu kurang sepuluh menit, saya sudah tiba di kantor. Ternyata anak-anak yang saya ajar sudah datang semua dan tanpa basa-basi lagi saya langsung ngajar mereka.

Kevin, Benedict dan Gala
Seperti lazimnya orang yang baru pertama ketemu, kamipun saling berkenalan.

Kevin; paling besar [badannya] diantara mereka bertiga. Sedikit pendiam tapi sekali dia bertingkah, hm… ampun deh, ga bisa terkontrol. Sering keluar masuk kelas ga jelas. Tapi, saya melihat sisi bijaksana dari dia.

Benedict; si cerdas dan banyak tahu. Agak kurus, suka bicara dan sering menanggapi penjelasan dari saya, suka pamer, sering keluar negeri bersama keluarganya [entah benar atau tidak, tapi dia sering pamer dan crita sering ke Sing*pura dan Mal*ysia]. Tapi “overall” dia “smart”.

Gala; si cabi yang suka bikin onar. Paling pendek diantara mereka bertiga, tidak tahan untuk mencubit pipinya yang gembul, suka mengejek Kevin dan Ben, sering dijahilin dan agak lemot. Tapi dia memiliki kelebihan di “game”, dia adalah bibit gamer sejati.

Banyak pengajar yang mengeluhkan kenakalan mereka; pernah saya ditinggal di kelas sendirian dan saya hanya bisa “melongo”. Ternyata ada yang lebih parah dari saya, seorang pengajar dikunci di dalam kelas sendirian, hahaha dasar anak-anak usil. Tapi, saya tidak memandang mereka dari sisi kenakalannya, menurut saya anak seusia mereka memang wajar bila bertingkah seperti itu. Saya memandang dari kelebihan mereka; Kevin bila sedikit diarahkan, dia bisa membuat kedua temannya diam dan mendengarkan saya; Benedict sering memberikan info-info dan membagi pengetahuannya kepada Kevin dan Gala; dan Gala??? Saya suka mengajaknya main game setelah jam ngajar saya habis.

4 Maret 2011
Kedua kalinya ngajar, saya datang setengah jam lebih awal, kantor masih sepi dan saya bingung mau melakukan apa. Setengah jam lebih saya mengutak-atik si biru kecil sembari menunggu anak-anak saya [anak yang saya ajar]

pukul 13.00 : Merekapun tiba, bukannya langsung masuk mereka malah membeli minuman bersoda dan menyemprotkan-nyemprotkan minuman tersebut layaknya V. R*ssi yang memenangkan balapan. Dasar…

setelah bosan menjadi juara balapan, merekapun masuk kelas sambil membawa botol minuman mereka sang sudah setengah kosong karena sudah dibuat mainan. Kali ini, mereka lebih terkendali daripada minggu kemaren. Tapi, masih saja rame…

Gaji Bulanan
Setelah ngajar saya mampir ke ruang staff dan sedikit ngobrol dengan salah satu staff. Tiba-tiba sang manager datang menghampiri saya dan berkat “Stevie, sekarang gaji kamu tak kasih bulanan dan tak kasih tanggung jawab untuk meng-handle mereka bertiga. Jadi kamu juga harus bertanggung jawab dengan keramean mereka, kamu juga harus bisa mengatur mereka biar ga rame lagi. Itu saja masukan dari saya. Oke…” saya hanya meng-iya-kan sambil terheran-heran, dalam hati saya mengucap syukur. Saya tidak memikirkan seberapa besar atau seberapa kecil gaji yang saya terima, saya hanya ingin mendapatkan pengalaman untuk bekal di dunia kerja yang akan datang.

Hujan lebat
Urusan saya di kantor sudah selesai, pulang ah… baru berjalan beberapa langkah dari kantor, melihat keluar, waaaaaaaaaa… ujan deres banget, terpaksa saya harus menunggu agak reda. Sembari menunggu agak reda, saya duduk di lobi dan mengutak-atik netbook saya. Sesekali memandangi keluar, apakah hujan sudah reda atau belum…

Saya kepikiran tentang bagaimana Tuhan memberikan saya pekerjaan ini, tidak saya pikirkan, tidak saya rencanakan, dan saya tidak mencari. Tuhan menganugerahkan begitu saja tanpa syarat apapun. Saya tersadar, bahwa Tuhan adalah sosok Pribadi yang mengenal saya, lebih dari saya sendiri… dan saya percaya, bahwa setiap apapun yang diberikanNya dalam kehidupanku itu semua adalah baik. Saya mengucap syukur atas semua yang ku alami di dalam kehidupanku. Trimakasih PAPI-ku…

Not need to know.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
GamZ
AUTHOR
25 Maret 2011 pukul 11.48 delete

tep gala adekku.... awas macem2 kro dia

Reply
avatar