Belajar dari Semut


Desember 2010
Pagi ini, saya masih disibukkan dengan laporan mata kuliah praktikum ekowan (ekologi hewan) yang tak kunjung selesai. Deadline yang tinggal dua hari membuat saya harus bekerja keras agar bisa mengumpulkan laporan tepat waktu. Karena terlalu asyiknya mengerjakan laporan (ML), saya hampir tidak keluar kamar. Saya keluar kamar, hanya saat lapar dan ingin ke kamar mandi. Bosan, itu yang memenuhi kepala saya saat itu. Untuk mengusir kepenatan dan kejenuhan ML, terkadang saya bermain skateboard mini dan sesekali melamun.

Lamunan saya teralihkan pada barisan semut yang berbaris rapi di pojokan kamar. Saat itu, saya berpikir, “mengapa mereka berbaris seperti itu? Apa yang mereka lakukan? Mungkinkah ada makanan yang mereka incar di kamar saya?”. Ternyata mereka hanya lewat saja di kamar saya. Saya terus memperhatikan mereka, dan saya terpikir akan sesuatu yang menjadikan saya iri dengan semut-semut itu.

Sesibuk apapun semut-semut itu, bila bertemu dengan semut lainnya pasti akan berhenti sejenak untuk sekedar menyapa temannya.

Alangkah bahagianya semut-semut itu, punya teman yang sangat menghargai dan selalu ada untuk mereka. Saya iri dengan semut, saya punya banyak teman tapi mengapa saat saya membutuhkan teman hanya untuk sekedar menemani ngobrol tidak ada satupun yang muncul. Sesibuk itukah mereka, hingga 1 menit untuk “say hello” pun tidak bisa? Terasa seakan-akan mereka meninggalkan saya. Dan untuk sejenak, saya berhenti mengerjakan laporan dan berbaring memikirkan hal itu.

Saya kembali teringat akan dua sahabat saya, gama dan ani. Saat ini ani sangat sibuk sekali, entah apa yang dikerjakannya, saya tidak tahu. Saya tidak masalah dengan itu, tetapi bagi gama tidak demikian. Gama merasa tidak terima dengan kesibukan ani, “ Oke, aku tahu kalo dia sibuk, tapi sesibuk-sibuknya dia, apa ga bisa bales sms sebentar? Bales sms paling ga ada semenit kan? Oke kalo mintanya seperti itu… aku ga akan sms dia, sebelum dia sms duluan…” saya semakin pusing dengan sahabat saya yang lain, ellya, terkadang dia menjadi sangat mellow dan sering sms saya, “mengapa aku kadang merasa sendirian???” dan pikiran saya sudah habis dengan ditambah sahabat dekat saya, Christine, yang akhir-akhir ini semakin menghilang. Apakah ini yang namanya dilema cinta, persahabatan dan kesibukan?

Tidak lama, Hand Phone saya berteriak tanda pesan singkat diterima. Saya buka, ternyata dari karina, adik tingkat saya di kampus, yang akhir-akhir ini memang sering sms-an dengan saya. Pesan singkat yang saya terima inilah yang membukakan mata hati saya tentang arti persahabatan sesungguhnya. Inilah isi pesan singkat itu :

1pljrn dr semut : sbrppun sbukny,mrk sll bhenti u/mnypa tmn2ny. Dan 1hal indh yg aku lakukn saat ni adl bhenti sbntr dr ksbukn u/mnyapa shbt2ku

Ada beberapa hal yang kemudian membuat saya tersadar yaitu bahwa saya salah jika menganggap teman saya meninggalkan saya, ternyata selama ini sayalah yang kadang menghilang bagai ditelan bumi saat sahabat-sahabat saya membutuhkan bantuan saya. Sekarang saya tahu : karena kesibukan, saya melupakan teman saya; karena terlalu egois, saya tidak memperhatikan teman saya; karena cuek, saya menelantarkan teman saya.

Saya sadar : tidak ada satu semutpun yang bisa sukses membangun sarang bagi ratunya jika ia hanya sendirian saja dan tidak ada satu semutpun yang bisa hidup tanpa adanya teman. Begitupun juga saya dan sahabat saya, tidak bisa menjalani hidup ini jika kita berjalan sendiri-sendiri. Terkadang ada saat dimana salah satu dari kita sangat sibuk dengan segala tugas dan hal lainnya, di saat itulah arti sahabat sebenarnya baru terasa. Sahabat yang baik adalah sahabat yang setia, selalu mendukung dan menyemangati sahabatnya yang membutuhkan; jadi saya harus peka terhadap sahabat-sahabat saya, hingga saya tahu, kapan saat yang tepat untuk ngajak maen dan kapan saya harus memberikan semangat dan dukungan bagi mereka.

Mulai saat itu, saya bertekad ingin menjadi seperti semut ; seberapa sibuknya, saya akan berhenti sejenak untuk sekedar mengirim pesan singkat sebagai bentuk perhatian saya untuk sahabat-sahabat saya. Dan tanpa membuang waktu, saya mulai mengirimkan pesan singkat kepada sahabat-sahabat saya. Terima kasih untuk karina yang menyadarkan saya dengan mengirimkan pesan singkat itu, juga kepada semut-semut yang mampir ke kamar saya.

Sudah waktunya kembali mengerjakan laporan, perasaan saya sudah plong juga; tersadar bahwa saya memiliki banyak teman dan sahabat.  Okey, jadi semangat mengerjakan laporan. Semangat….

Januari 2011
Saat ini, gama dan ani sudah baikan seperti dulu lagi. Untuk ellya, kata dia, dia sudah tidak merasa seperti itu lagi, tapi dari mimik wajahnya terpancar ada sedikit yang mengganjal, hm… sahabatmu ga akan meninggalkanmu el... sebisa mungkin saya akan menyemangatimu el… SEMANGAT… Christine, sempet juga saat itu kita miskom dan membuat kamu jengkel, tapi sudah teratasi kok. Maaf ya buat Christine, kadang aku yang sangat sibuk, hingga melupakanmu, Hehehe. Untuk karina; makasih ya dek… udah mau nemenin sms-an di saat aku lagi butuh temen buat ngobrol n crita-crita, walo bisa dibilang baru kenal, tapi aku nyaman kok ngobrol ma kamu… ^_^

Not need to know.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »