Waduk adalah waduk alam atau waduk buatan, kolam penyimpan atau pembendungan sungai yang bertujuan untuk menyimpan air. Waduk dapat dibangun di lembah sungai pada saat pembangunan sebuah bendungan atau penggalian tanah atau teknik konstruksi konvensional seperti pembuatan tembok atau menuang beton. Salah satu waduk yang terletak di kawasan Solo Raya adalah Waduk Cengklik.
Letak Geografis
Waduk Cengklik terletak di Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Sejarah pembangunan waduk Cengklik pada tahun 1926 - 1928 oleh Pemerintah Belanda. Nama Cengklik diambil dari dukuh pertama yang dimulai menjadi waduk yaitu Dukuh Cengklik. Waduk ini terletak di Desa Ngargorejo dan Sobokerto, Kecamatan Ngemplak ± 20 km, ke arah timur laut Kota Boyolali, Bila dari Bandara Adi Sumarmo ± 1,5 km (di sebelah barat bandara ). Waduk dengan luas genangan 300 ha ini dibangun pada zaman Belanda, tujuannya untuk mengairi lahan sawah seluas 1.578 ha.
Letak Waduk Cengklik sangat strategis, berdekatan dengan Bandara Adi Sumarmo, Asrama Haji Donohudan, Monumen POPDA, dan Lapangan Golf. Sehingga selain dimanfaatkan sebagai sarana irigasi, Waduk Cengklik juga dimanfaatkan untuk perikanan dan destinasi wisata air di kabupaten Boyolali.
Pemanfaatan Waduk Cengklik
1) Kontrol Sumberdaya Air dan Banjir
Waduk Cengklik bisa digunakan dengan berbagai cara untuk mengontrol aliran air melalui saluran dari hulu ke hilir. Waduk Cengklik juga dikenal sebagai atenuasi atau penyeimbangan waduk, waduk sebagai pengendali banjir mengumpulkan air saat terjadi curah hujan tinggi, dan perlahan melepaskannya selama beberapa minggu atau bulan. Beberapa dari waduk seperti ini dibangun melintang tehadap aliran sungai dengan aliran air dikontrol melalui orrifice plate. Saat aliran sungai melewati kapasitas orrifice plate di belakang waduk, air akan berkumpul di dalam waduk. Namun saat aliran air berkurang, air di dalam waduk akan dilepaskan secara perlahan sampai waduk tersebut kembali kosong. Tetapai seiring perkembngan jaman, fungsi utama waduk cengklik mulai bergeser yaitu sebagai pariwisata dan perikanan dan sesekali sebagai irigasi saat debit air memungkinkan.
2) Sarana Irigasi
Waduk Cengklik, merupakan waduk tunggal guna. Waduk ini pada jaman penjajahan Belanda memiliki fungsi utama sebagai irigasi areal pertanian disekitar waduk. Ciri khas utama sebuah waduk yang memiliki fungsi sebagai pengairan adalah memiliki pintu air yang digunakan sebagai saluran irigasi. Saluran irigasi pada waduk cengklik saat ini masih difungsikan, walaupun tidak sepenuhnya.
Areal pertanian yang mengandalkan irigasi dari Waduk Cengklik adalah seluas 1957 hektar, yang terdiri dari areal pertanian padi dan palawija. Selama ini, air Waduk Cengklik digunakan di 3 kecamatan, Kecamatan Ngemplak terdapat 12 desa, Kecamatan Nogosari sebanyak lima desa dan kecamatan Colomadu Karanganyar.
3) Budidaya Ikan dan Penangkapan Ikan
Selain sebagai irigasi pertanian, Waduk Cengklik juga dimanfaatkan oleh petani ikan yaitu untuk budidaya keramba ikan. Perikanan yang dibudidayakan di Waduk Cengklik adalah ikan Nila (Oreochromis nilotic). Jumlah unit usaha petani ikan Nila yang ada di Waduk Cengklik adalah 68 petani dengan hasil produksi sekitar 570 ton per tahun dengan omset rata-rata pertahun Rp. 8 Milyar. Untuk pengelolaan perikanan di Waduk Cengklik para petani tergabung dalam kelompok tani Ikan Mina Sejahtera.
Klaster Ikan Nila Kab Boyolali mulai dibentuk tahun 2005. Inisiator terbentuknya klaster ini adalah 7 orang yang membentuk kelompok tani ikan Mina Sejahtera. Kelompok ini dibentuk awalnya karena ada pinjaman, namun sejak saat itu tiap tahun anggota kelompok ini bertambah. Pada tahun 2006 anggota menjadi 10 orang, tahun 2008 anggota menjadi 45 orang, sekarang anggota kelompok menjadi 68 orang.
Petani ikan nila merupakan warga sekitar Waduk Cengklik Boyolali yang memanfaatkan sumber daya yang ada yaitu air yang deras dan banyak untuk budidaya ikan nila. Sistem budidaya menggunakan sistem siklus jadi dipanen secara bertahap. Karamba yang digunakan memiliki ukuran 7 m x 7 m, sedangkan 1 unit karamba terdiri dari 4 petak. Saat ini yang menjadi masalah adalah ijin penggunaan waduk dan adanya pendangkalan waduk.
Komoditas ikan selain ikan Nila adalah ikan Sepat (Trichogaster trichopterus) ikan Koi, ikan Tombro dan ikan Wader (Barbus binotatus). Ikan sepat dan ikan wader diperoleh sebagai hasil samping bagi petani keramba dan warga sekitar Waduk Cengklik. Ikan Sepat merupakan ikan yang cepat berkembang biak, ikan ini biasanya hidup berdampingan dengan ikan Nila. Sedangkan ikan Wader diperoleh oleh petani dan warga sekitar waduk dengan menggunakan jaring. Ikan Wader ini merupakan menu yang tak boleh dilupakan bagi para pengunjung waduk cengklik dan merupakan menu khas dari pedagang makanan disekitar tempat wisata Waduk Cengklik.
4) Sarana Rekreasi
Keindahan dan pesona alam Waduk Cengklik, Ngemplak, Boyolali, menjadikannya sebagai kawasan wisata air yang menarik dikunjungi. Begitu eksotisnya Waduk Cengklik yang mempunyai daya tarik tersendiri baik bagi para pencari ikan maupun bagi para pemuda-pemudi yang hendak berduaan memadu kasih ataupun bagi para pengunjung yang ingin sekedar menyegarkan pandangan dan pikiran.
Mancing di Waduk Cengklik |
Selain menikmati keindahan alam Waduk Cengklik, pengunjung juga dapat membeli makanan khas waduk cengklik yang namanya “pecel wader”. Makanan ini telah menjadi khas kuliner di kawasan wisata Waduk Cengklik. Hampir semua warung makan yang berjejer di pinggiran waduk menyediakan menu pecel wader. Meskipun mereka juga menjual makanan-makanan lain seperti soto, mie bakso, dll namun pecel wader tetap menjadi incaran utama para pengunjung waduk cengklik.
Pecel Wader |
Untuk menikmati keindahan Waduk Cengklik disini juga terdapat jasa perahu untuk mengelilingi Waduk Cengklik. Biaya sewa perahu untuk satu putaran adalah Rp. 40.000 plus dapat berinteraksi langsung dengan pengemudi perahu sebagai pemandu. Selain pemandangan panorama yang indah, Waduk Cengklik juga dimanfaat bagi pencinta olah raga mancing untuk memancing ikan di Waduk Cengklik. Pengunjung yang memiliki hobi memancing tidak perlu merogoh kocek untuk dapat memancing di Waduk Cengklik. Ikan yang dapat ditangkap di Waduk Cengklik pun beragam. Ada ikan gabus, betok, nila dan lain sebagainya.
5) Kearifan Lokal
Dibalik semua potensi wisata alam Waduk Cengklik, tersimpan kearifan lokal yang misterius. Ada cerita daerah setempat yang menyelimuti Waduk Cengklik. Cerita yang disampaikan dari mulut ke mulut. Sehingga, jika berkunjung ke Waduk Cengklik harus ekstra hati-hati, terutama jika ingin naik perahu. Karena banyak kejadian aneh dan tak jarang menimbulkan kecelakaan. yang pasti cek perlengkapan keselamatan terlebuh dahulu, terutama pelampung.
Anyway, Waduk Cengklik bisa dijadikan rekomendasi untuk menghilangkan penat dari keramaian Kota Solo.
Wisata Perahu |
5) Kearifan Lokal
Dibalik semua potensi wisata alam Waduk Cengklik, tersimpan kearifan lokal yang misterius. Ada cerita daerah setempat yang menyelimuti Waduk Cengklik. Cerita yang disampaikan dari mulut ke mulut. Sehingga, jika berkunjung ke Waduk Cengklik harus ekstra hati-hati, terutama jika ingin naik perahu. Karena banyak kejadian aneh dan tak jarang menimbulkan kecelakaan. yang pasti cek perlengkapan keselamatan terlebuh dahulu, terutama pelampung.
Tetap hati-hati |
EmoticonEmoticon